| |
Warkop GOR Delta Tempat Mangkal Cewek ABG Cabutan | |
Menguak Tempat Maksiat di Sidoarjo (2) | |
Tidak susah menemukan cewek-cewek ABG ‘cabutan’ di Sidoarjo, sebab mereka sering nongkrong di warung kopi sekitar GOR Delta Sidoarjo. Bahkan, cewek-cewek yang umumnya masih pelajar SMA itu rela dibayar seikhlasnya alias tak memasang tarif. Bagaimana mengenali mereka? Berikut ini laporannya. Selain sejumlah tempat prostitusi kelas teri yang dipaparkan pada edisi Senin (4/7), ada lagi tempat di Sidoarjo yang dijadikan mangkal para PSK (pekerja seks komersial) dalam jumlah besar. Kalau tidak berada di titik-titik itu, para PSK menjajakan diri secara parsial atau sendiri-sendiri. Biasanya, mereka berdiri di pinggir jalan menyaru penumpang angkot. Ada pula yang duduk di trotoar sembari terus menebar senyum kepada pengendara yang lewat. Sementara sebagian PSK lainnya berusaha membuka lahan baru, salah satunya di rel KA Sidokare yang kini belum difungsikan. Namun jumlah PSK yang berjaja ala itu jumlahnya sangat sedikit. Seorang PSK Randupitu bernama Purwati (35) mengungkapkan, pengunjung di lokalisasi itu umumnya para lelaki dewasa dari kelas bawah. Mereka hanya butuh sarana penurun libido sesuai isi dompetnya. “Saya dulu pernah kerja di TPI sekitar tiga tahunan. Rata-rata tamunya memang sudah tua-tua dan uangnya tipis-tipis. Tapi karena (PSK) yang kerja di sana (TPI) terlalu banyak, saya akhirnya pindah ke sini (Randupitu),” jelasnya. Namun dikatakan perempuan yang mengaku istri seorang Ketua RT di kawasan Tanggulangin tersebut, dirinya tak melulu melayani lelaki kewut yang berusia 30-60 tahun. Ia bahkan mengaku pernah beberapa kali melayani remaja belasan tahun, yang sebenarnya lebih pantas jadi anaknya. “Kalau tidak salah sudah tujuh kali. Mereka biasanya diantar dan dibayari oleh teman-temannya. Tapi ada dua anak yang berani datang sendiri dan ngajak begituan. Ketika saya tanya, dia katanya masih kelas dua SMP. Lumayan, kalau masih umur segitu katanya bisa dibuat jamu,” tuturnya sembari tergelak. “Tapi kalau anak-anak muda jarang sekali yang jajan kesini,” tambahnya. Lantas, kemana para pemuda tak takut dosa itu mencari mangsa untuk memuaskan birahinya? Di Sidoarjo, ada sejumlah tempat yang biasa dipakai kongkow (cangkrukan) oleh lelaki berusia 16-25 tahun tersebut. Meski umumnya, tempat-tempat itu adalah sebuah warung kopi atau warkop. Dari sekian banyak warkop yang ada, tempat terfavorit adalah beberapa warkop yang berada di sekitar GOR Delta Sidoarjo. Seperti warkop milik Mbak Ida yang berlokasi di sebelah Utara kolam renang, atau warkop di sekitar perlintasan atletik, yang lebih kondang disebut warkop Karpet Merah. Tapi lantaran berada di ruang terbuka, warkop Karpet Merah hanya buka pada malam hari. Sedangkan warkop Mbak Ida buka sejak sekitar pukul 08.00 hingga 22.00 WIB. Warkop ini cukup teduh lantaran dinaungi beberapa pohon keres di sekitarnya. Sehingga tak heran, warkop yang hanya buka pada Senin hingga Sabtu itu cukup ramai dikunjungi remaja belasan tahun yang masih sekolah, baik cowok maupun cewek. Tak jarang, sebagian pengunjung tersebut masih berseragam, bahkan membawa tas sekolah. “Selain itu juga banyak anak-anak punk dan pegawai finance yang cangkrukan di sini (warkop Mbak Ida,Red),” jelas Roni, salah satu pengunjung. Diakui Roni, cangkruk di warkop Mbak Ida memiliki nilai lebih dibanding warkop lain. Tentu karena keberadaan cewek-cewek tersebut. Jika sedang beruntung, mereka bisa berkenalan bahkan melanjutkannya ke ranjang. Sebab umumnya, cewek-cewek itu memang cewek cabutan. “Cewek (cabutan) seperti itu mudah sekali dikenali. Selain bicaranya agak urakan, mereka juga tak canggung merokok di muka umum,” paparnya. Untuk bisa menikmati cewek-cewek cabutan juga tak butuh modal besar. Sebab umumnya, mereka berasal dari kalangan berada. Tengara itu nampak dari sekolah tempat mereka menuntut ilmu, yang tercatat sebagai salah satu SMU swasta di Sidoarjo yang menetapkan biaya cukup mahal. “Mereka tak butuh uang, hanya butuh kesenangan. Pokoknya kalau mereka mau bisa langsung kita ajak tidur. Kalau sudah tidak mau, dibayar berapa pun mereka tetap tidak mau,” tuturnya. Ketika beranjak malam, pilihan tempat kongkow kian bertambah. Selain di warkop Karpet Merah ada beberapa tempat yang jadi alternative cangkrukan. Namun yang paling favorit adalah Jalan Raya Jalur Lingkar Barat (JLB), mulai Bundaran GOR Delta hingga Desa Sumokali, Candi. Setiap malam, di sepanjang jalan sejauh dua kilometer itu dipenuhi ribuan PKL serta muda-mudi sedang pacaran. Tapi tempat yang paling banyak dikunjungi adalah beberapa warkop di sebelah Selatan dan Utara RM Joyo. (ded/bersambung) |
|
0 komentar:
Posting Komentar